Kurikulum

Aspek kurikulum merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam proses pendidikan selain aspek masukan/input. Meskipun kurikulum Prodi Sasing mengacu pada kurikulum nasional, namun kurikulum tersebut masih dimungkinkan untuk disisipi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat lokal. Sejalan visi dan misi program studi, mahasiswa dibekali dengan mata kuliah pengembangan kepribadian yang terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusional seperti Pendidikan Pancasila, Agama, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Sedangkan untuk menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan dalam mengikuti perkembangan ilmu agar dapat bersaing di pasar global, maka mahasiswa dibekali dengan berbagai mata kuliah keilmuan (Linguistik dan Sastra), mata kuliah keahlian berkarya (Penerjemahan dan sebagainya), dan mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (KKN).

Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders terhadap lulusan Sastra Inggris yang meminta agar lulusan Sastra Inggris memiliki kompetensi yang jelas, maka kurikulum Sastra Inggris mengalami perubahan setelah melalui beberapa tahap kegiatan. Kegiatan tersebut diawali dengan magang restrukturisasi kurikulum diberbagai Universitas yang memiliki Prodi Sastra Ingris yang telah maju, serta mengadakan lokakarya kurikulum dalam rapat kerja tahunan untuk memberikan wacana baru bagi prodi Sastra Inggris untuk lebih memfokuskan kompetensi lulusannya. Hal ini terlihat dari kompetensi lulusan program studi Sastra Inggris yang diharapkan bisa memiliki keahlian sebagai seorang ahli bahasa, sastra, penerjemah/interpreter dan peneliti. Selain itu lulusan juga berpeluang untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan lanjut (magister dan doktor).

Jenis mata kuliah yang ada di Program Studi Sastra Inggris adalah Mata Kuliah Wajib 126 sedang Mata Kuliah Pilihan 26. Sedangkan unsur mata kuliah yang terkandung dalam kurikulum Program Studi Sastra Inggris antara lain Kemampuan dasar bahasa Inggris, linguistik, sastra, serta penerjemahan. Secara keseluruhan total sks yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk menjadi sarjana S1 sebanyak 152 sks termasuk skripsi, KKN.

Keluasan, kedalaman, koherensi dan pengorganisasian isi kurikulum senantiasa diupayakan dan terus disempurnakan melalui penyusunan Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan Satuan Acara Pengajaran (SAP) oleh dosen pengampu. Sedangkan untuk tugas akhir yang harus diselesaikan mahasiswa antara lain, KKN 3 sks dan skripsi 6 sks.

Banyak Mata kuliah yang ada di Prodi Sastra Ingris merupakan integrasi antardisiplin ilmu, seperti sociolinguistics yang merupakan integrasi antara sosiologi dan ilmu bahasa, psycholinguistics yang merupakan integrasi antara psikologi dan bahasa, kritik sastra, yang merupakan integrasi antara sastra dengan teori-teori yang ada pada beberapa cabang ilmu sosial seperti teori feminisme, gender, dan sebagainya.

Demikian pula integrasi intradisiplin ilmu juga banyak disajikan dalam Mata Kuliah seperti Mata Kuliah Phonetics and Pronunciations yang menggabungkan antara ilmu Phonetics dan Pengucapan, Introduction to Linguistics dan Introductions to English Literature yang menggabungkan beberapa ilmu dasar Linguistik maupun sastra dalam sebuah Matakuliah pengantar dan lain sebagainya.

Tidak banyak hal-hal lokal yang masuk dalam kurikulum Prodi Sastra Inggris yang berbentuk Mata Kuliah. Hal-hal lokal tetap dipertimbangkan dengan cara diintegrasikan ke dalam beberapa matakuliah seperti Manusia dan Kebudayaan Indonesia yang di dalamnya dikenalkan kebudayaan Madura, Cross Cultural Understanding yang di dalamnya juga dikenalkan kebudayaan dan kebiasaan lokal suku bangsa.

Pada kurikulum Program Studi Sastra Inggris, mata kuliah pilihan disediakan untuk memenuhi harapan dan mengembangkan wawasan mahasiswa. Mahasiswa program studi yang tertarik dengan persoalan bahasa, dianjurkan untuk mengambil mata kuliah linguistik seperti morphology, phonology, syntax dan sebagainya. Sedangkan mahasiswa yang tertarik dengan sastra dianjurkan untuk mengambil mata prose, drama, dan sebagainya. Hal ini untuk memberikan kejelasan jalur minat yang diinginkan oleh mahasiswa sebagai bekal mereka untuk bersaing di dunia kerja.

Peluang mahasiswa untuk melanjutkan studi sangat tinggi, hal ini terlihat dari mata kuliah yang diberikan selama mereka menjadi mahasiswa prodi Sastra Inggris. Peluang mahasiswa untuk mengembangkan diri dapat diperoleh melalui praktek di laboratorium bahasa, SAC, ataupun di lapangan/masyarakat/instansi, seminar, KKN, magang profesi dan penyelesaian skripsi. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas dan penalarannya berdasarkan ilmu yang telah diperolehnya.

Pembelajaran diharapkan mampu menghasilkan Sarjana Sastra yang memiliki jiwa kewirausahaan, kemampuan bahasa dan sastra yang baik, kemampuan menganalisa permasalahan dalam dunia kerja, dan melakukan berbagai penelitian bahasa maupun sastra untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian alumni memiliki kompetensi untuk mengembangkan Iptek di bidang bahasa dan sastra, baik untuk kepentingan akademik maupun keahlian praktis guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Proses pembelajaran diharapkan berjalan secara efektif dan efisien, sehingga mampu menghemat sumberdaya (input) pendidikan dalam menghasilkan output yang berkualitas. Secara internal, keefektifan dan efisiensi pembelajaran ditunjukkan dengan semakin pendeknya periode waku pembelajaran (cepat lulus) dan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang semakin tinggi. Secara eksternal, keefektitan dan efisiensi pembelajaran dapat ditunjukkan dengan semakin cepatnya almuni memperoleh pekerjaan pertama karena memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan pasar.

Pada dasarnya pembelajaran bertujuan untuk menciptakan atau meningkatkan pengetahuan/pemahaman dan ketrampilan mahasiswa tentang ilmu pengetahuan tertentu. Metode perkuliahan yang digunakan beragam tergantung pada mata kuliah yang ada, misalnya dengan metode ceramah, diskusi, praktikum, pemberian tugas lapang kepada mahasiswa, dan praktek wirausaha.

Setiap materi kuliah disesuaikan dengan tujuannya. Mata kuliah yang bertujuan untuk membekali pengetahuan secara konseptual kepada mahasiswa, kandungan materi yang bersifat teoritis. Sedangkan mata kuliah yang bertujuan membekali pengetahuan praktis kepada mahasiswa, maka disamping teori juga diberikan kandungan praktikal.

Dalam proses pembelajaran, faktor pengajar dan metode pengajaran sangat menentukan tercapainya tujuan. Adanya GBPP/SAP/kontrak perkuliahan yang disusun dan disosialisasikan pada mahasiswa sebelum perkuliahan mutlak dilakukan. Hal ini bermanfaat untuk pengukuran relevansi, efisiensi dan produktivitas mengajar. Pendukung proses pembelajaran di program studi Sastra Inggris masih kurang memadai, hal ini terlihat dari masih terbatasnya bahan ajar, petunjuk dan lamanya penyusunan skripsi.

Dalam setiap semester, untuk tiap mata kuliah dilakukan 14 kali tatap muka, ditambah dua kali ujian. Lamanya tatap muka bagi 1 sks teori sekitar 50 menit. Teori disampaikan dengan ceramah, diskusi, penugasan (studi literatur atau tugas lapang), dan pembuatan paper untuk diseminarkan.

Mahasiswa dituntut untuk dapat menggunakan IT dengan baik, karena jika tidak, mereka akan mengalami kesulitan dalam perkuliahan. Banyak kegiatan akademik yang melibatkan teknologi informasi seperti KRSan yang online, tugas-tugas yang menuntut mahasiswa untuk browsing internet, konsultasi skripsi via e-mail dan lain sebagainya. Mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang teknologi informasi biasanya belajar dari teman-teman sekamupusnya, atau mereka dapat belajar belajar mandiri di SAC.

Pada umumnya mahasiswa aktif kuliah, tugas lapangan, PKL, KKN dan seminar. Keterlibatan mereka tidak hanya sekedar hadir, tetapi juga aktif dalam kegiatan diskusi. Di luar kegiatan tersebut, mereka juga aktif dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan, ruang baca, diskusi informal antara dosen-mahasiswa dan antar mahasiswa dalam kajian bulanan.

Pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai bidangnya secara formal dilakukan melalui kegiatan kuliah pada matakuliah pilihan. Mata kuliah pilihan ini memberikan bekal yang lebih dalam bagi mahasiswa untuk lebih menekuni bidangnya maupun bidang baru yang berhubungan dengan bidangnya. Selain melalui Matakuliah, dosen berperan aktif membantu mahasiswa untuk mendalami materi-maeri khusus yang bisa jadi berada di luar Materi Kuliah. Bimbingan ini dapat berbentuk bimbingan dengan dosen wali maupun dengan Dosen Pembimbing thesis mereka.

Ketrampilan umum yang dimiliki oleh setiap mahasiswa Sastra Inggris adalah kemampuan mendengar, berbicara, membaca dan menulis bahasa Inggris. Semua mahasiswa Sastra Inggris memiliki kemampuan ini meskipun engan level yang berbeda. Kemampuan dasar ini dapat dimanfaatkan dalam bentuk kegiatan mengajar (di sekolah maupun di les-lesan) di luar kampus. Matakuliah praktis seperti penerjemahan juga dapat dimanfaatkan mahasiswa dengan cara membuka jasa penerjemahan. Hal-hal yang bermanfaat di atas dapat digunakan sebagai bekal sebelum mereka benar-benar terjun di dunia kerja.

Fungsi dosen wali yang ada di Prodi Sastra Inggris adalah sebagai konselor dari kesulitan yang dihadapi mahasiswa. Dosen wali ini dapat dijadikan rekan yang baik bagi mahasiswa untuk melihat segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh mahasiswa yang bersangkutan. Dengan melihat aktivitas mahasiswa di kelas, dosen wali tersebut akan dapat melihat kekuatan dan kelemahan tersebut dan memberikan saran demi kebaikan mahasiswa tersebut.

Dosen Sastra Inggris kadang meminta mahasiswa untuk melakukan penelitian mandiri dalam bentuk pembuatan makalah (dengan cara browsing mandiri di internet amupun perpustakaan) atau pengerjaan thesis. Tuntutan tugas ini dilakukan mandiri dan pada dasarnya ditujukan untuk membuat mahasiswa menjadi mandiri, tidak tergantung pada orang lain, mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan apa yang mereka miliki serta mampu mengatasi segala kekurangan yang juga mereka miliki.

Mahasiswa juga dapat mengembangkan nilai-nilai kemasyarakatan, motivasi dan sikap hidupnya memalui wadah-wadah kemahasiswaan seperti HMJ dan UKM fakultas. Melalui wadah tersebut, kedewasaan mahasiswa dapat teruji, motivasi belajar maupu bermasyarakat akan muncul dan sikap hidup merekapun akan menjadi positif utamanya yang berhubungan dengan bagaimana cara menghadapi tantangan hidup

Penilaian terhadap kemajuan dan keberhasilan belajar dilakukan berjenjang, mulai dari nilai tiap mata kuliah yang diambil, nilai semua mata kuliah per semester, dan nilai pada akhir studi. Penilaian untuk tiap mata kuliah dilakukan melalui ujian tengah semester dan akhir semester. Di samping itu juga terdapat penilaian terhadap hasil penugasan mahasiswa (paper). Penilaian untuk PKL dan KKN dilakukan melalui responsi dan pembuatan laporan. Tingkat keberhasilan mahasiswa dapat dilihat pada indeks prestasinya (IP) atau rata-rata bobot nilai semua mata kuliah yang diambil per semester. Besarnya IP untuk menentukan berapa jumlah SKS mata kuliah yang dapat diambil pada mata kuliah berikutnya, yaitu (i) IP diatas 3.00 boleh mengambil 22 – 24 sks; (ii) IP 2.50 – 2.99 boleh mengambil 19 –  21 sks, (iii) IP 2.00 –  2.4 boleh mengambil 16 – 18 sks, (iv) IP 1.50 –  1.99 boleh mengambil 12 – 15 sks, (v) IP dibawah 1.50 boleh mengambil <  12 sks.

Pada mata kuliah teori, strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar tidak hanya mengandalkan pada ujian tertulis pada tengah semester dan akhir semester, tetapi juga melalui quiz, penyelesaian soal-soal latihan, dan tugas membuat paper.

Pada akhir studi mahasiswa akan dievaluasi lagi untuk menentukan kelulusannya, yaitu jumlah total kredit yang harus dicapai adalah 152 SKS dengan syarat yang harus terpenuhi adalah (i) IPK sekurang-kurangnya 2,00, (ii) nilai D tidak melebihi 15 % dari beban kredit total, (iii) MPK dan MPP minimal C, (iv) Tidak ada nilai E, (v) lulus ujian akhir.

Penelaahan mengenai kepuasan mahasiswa dilakukan dengan angket, yaitu pada akhir proses pembelajaran masing-masing mata kuliah mahasiswa diminta mengisi angket evaluasi terhadap kinerja dosen. Di samping itu, penelaahan kepuasan mahasiswa juga dilakukan terhadap pelayanan administrasi akademik kepada mahasiswa dalam proses pembelajaran. Penilaian ini merupakan umpan balik untuk memperbaiki kinerja lembaga dalam melayani mahasiswa.